Jumat, 28 November 2008

Puiisi

KENANGAN DAN KESEPIAN
Rumah tua
dan pagar batu.
Langit di desa
sawah dan bambu.

Berkenalan dengan sepi
pada kejemuan disandarkan dirinya.
Jalanan berdebu tak berhati
lewat nasib menatapnya.

Cinta yang datang
burung tak tergenggam.
Batang baja waktu lengang
dari belakang menikam.

Rumah tua
dan pagar batu.
Kenangan lama
dan sepi yang syahdu

(diambil dari buku : EMPAT KUMPULAN SAJAK, karya RENDRA, penerbit Pustaka Jaya, cetakan kedelapan, tahun 2003)


1. Mengubah ke Parafrasa
Suatu hari ada seseorang yang sedang pulang ke kampong halamanya. Lalu ia bercerita tentang keadaan rumah dan lingkungan di sekitar rumahnya. Jadi, rumahnya itu sudah termasuk kategori rumah tua. Pagar rumah itu terbuat dari bebatuan yang tersusun indah. Ia juga melihat ke angkasa, dan ternyata langit yang ia lihat begitu indahnya. Dan ia juga melihat pohon-pohon bamboo yang tertata indah di dekat rumahnya di desa.
Tetapi baginya, rumah tua itu kesepian. Rumah tua itu mulai bosan dan jenuh. Tetapi rumah tua itu akan menerima keadaan itu, karena baginya itu adalah suatu takdir yang harus ia raih.
Sudah lama rumah tua itu berdiri. Tetapi sudah lama pula rumah tua itu terabaikan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tetapi di rumah tuak itu, ada kenangan lama yang sangat indah. Dan kenangan itu tak dapat dia lupakan dan selalu terkenang dalam hatinya

2. Menerjemahkan Kata-Kata Sulit
· Kejemuan : Bosan
· Menikam : Menangkap kita dari belakang, dsb
· Syahdu : Sangat indah dan mengharukan
3. Amanat Pengarang
Kita jangan melupakan suatu kenangan yang indah. Karena kenangan yang sudah terjadi tidak dapat terulang lagi. Dan kita harus menerima dan berusaha sebaik-baiknya tentang takdir kita.



Nadia Khairunnisa
7E

Tidak ada komentar: