Jumat, 28 November 2008

Pantun

Pantun – Pantun

ÖDefinisi Pantun

Pantun adalah suatu bentuk puisi lama yang disusun semenarik mungkin yang biasanya digunakan untuk hiburan. Pantun terdiri dari beberapa jenis. Patun nasihat, pada pantun nasihat biasanya amanat atau pesan yang di sampaikan pada pantun tersebut mengenai tentang suatu nasihat atu petunjuk yang untuk membuat kita menjadi lebih baik lagi. Pantun teka-teki, pada umumnya pantun teka-teki memiliki makna atau isi pantun yang bersifat pertanyaan (teka-teki). Dan lain sebagainya.



ÖCiri – Ciri Pantun

1. Satu bait terdiri dari empat (4) baris
2. Bunyi sajak akhir berpola a-b-a-b
3. Terdiri dari 8 – 12 suku kata
4. Baris 1 dan 2 merupakan sampiran sedangkan baris ke 3 dan 4 merupakan isi






Nama: Nadia Khairunnisa
Kelas : 7E







Contoh Pantun

Ö Ada orang datang bertamu
Sambil membawa bunga melati
Rajinlah kawan menuntut ilmu
Kelak barguna di hari nanti


Ö Udara dingin di pagi hari
Embun menempel di atas bunga
Janganlah engkau berbangga diri
Karena itu tidaklah berguna


Ö Pangeran lari di tanah lapang
Menbawa bunga untuk sang puteri
Marilah teman kita berjuang
Agar tidak menyesal di hari nanti


Ö Bunga melati bunga kamboja
Tumbuh subur di halaman
Rajin-rajinlah kita berdo’a
Supaya tercapai yang kita harapkan


Ö Ayam berkokok di pagi hari
Udara sejuk terasa segar
Ayolah kita berlari pagi
Agar badan sehat dan bugar

Nadia Khairunnisa 7E

Surat Resmi

PT. Ilmu Cemerlang
Jl. Timur Raya III Blok D12a – 14a, Kebayoran - Jakarta Selatan
Tlp. (021)-53762625 Fax. (021)-537197561

Jakarta, 8 September 2008
Nomor Surat : 001/PTIC/IX/2008
Perihal : Permohonan menyelenggarakan acara

Kepada YTH,
Pimpinan SD Suka Jaya 047
di Jakarta

Dengan Hormat,

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta meningkatkan minat anak-anak masa kini dalam hal membaca buku, kami akan melakukan penyuluhan dan bazaar buku.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami akan memohon supaya di izinkan oleh pihak SD Suka Jaya 047 karena kami akan datang ke SD tersebut dan melakukan kegiatan-kegiatan kami di sana pada :

Hari/tanggal : Sabtu, 20 September 2008
Tempat : Halaman SD Suka Jaya 047
Waktu : 08.30 – Selesai

Demikianlah surat permohonan ini kami buat. Kami harap permohonan kami bisa diterima dengan sebaik-baiknya. Kurang lebihnya kami mohon maaf.
Pimpinan PT. Ilmu Cemerlang,



( Nadia Khairunnisa )

Surat Pribadi

Jakarta, 4 Agustus 2008

Kepada Sahabatku,
Arcelia Riandha Putri
Di Pamulang


Assalamu’alaikum Wr Wb

Halo Cel, apa kabar? Bagaimana keluarga kamu? Sehat? Mudah-mudahan kalian semua sehat-sehat saja ya..! Kalau aku dan keluargaku disini Alhamdulillah baik-baik saja.
Sudah lama juga ya kita gak ketemu Cel. Semenjak kita masuk SMP, kita baru telpon-telponan satu kali looh.. Eh Cel, gimana sekolah di Albin? Udah enak belum di sana? Banyak temanya gak? Kalau d Labsky itu enak banget deh pokoknya! Gak nyesel masuk sini! Makanya Cel, kapan-kapan main dong ke sini… Entar kalau kamu main ke sini aku kenalin deh temen-temen baru aku ke kamu, dan aku akan certain kamu tentang sekolah disini secara lebih lengkapnya. Kamu mau khan?? Iya deh, kapan-kapan aku juga mau main ke Albin bareng anak labsky yang dari alpam angkatan 7! Kamu juga ceritain perasaan kamu, kesan kamu, dan sebagainya ke kita ya… Eh Cel, btw aku jadi kangen nih sama anak-anak angkatan 7 alpam.. Pengen deh ketemu lagi buat kumpul-kumpul. Tapi kayaknya semuanya udah pada sibuk ya.. Hehehe, kita disini juga sih sebenernya. Oh iya, kamu udah ulangan harian pertama belum? Kalau aku sih, kayakya mulai minggu depan ulanganya udah antri deh.. Hehehe…
Eh Cel, udah dulu ya surat dari aku. Nanti kapan-kapan aku tulis surat lagi buat kamu deeh… Tapi kamu juga balesin surat dari aku yaa.. Ok Cel, da..da..

Wassalamu’alaikum Wr Wb






Dari Sahabatmu,




-Nadia Khairunnisa-

Puiisi

KENANGAN DAN KESEPIAN
Rumah tua
dan pagar batu.
Langit di desa
sawah dan bambu.

Berkenalan dengan sepi
pada kejemuan disandarkan dirinya.
Jalanan berdebu tak berhati
lewat nasib menatapnya.

Cinta yang datang
burung tak tergenggam.
Batang baja waktu lengang
dari belakang menikam.

Rumah tua
dan pagar batu.
Kenangan lama
dan sepi yang syahdu

(diambil dari buku : EMPAT KUMPULAN SAJAK, karya RENDRA, penerbit Pustaka Jaya, cetakan kedelapan, tahun 2003)


1. Mengubah ke Parafrasa
Suatu hari ada seseorang yang sedang pulang ke kampong halamanya. Lalu ia bercerita tentang keadaan rumah dan lingkungan di sekitar rumahnya. Jadi, rumahnya itu sudah termasuk kategori rumah tua. Pagar rumah itu terbuat dari bebatuan yang tersusun indah. Ia juga melihat ke angkasa, dan ternyata langit yang ia lihat begitu indahnya. Dan ia juga melihat pohon-pohon bamboo yang tertata indah di dekat rumahnya di desa.
Tetapi baginya, rumah tua itu kesepian. Rumah tua itu mulai bosan dan jenuh. Tetapi rumah tua itu akan menerima keadaan itu, karena baginya itu adalah suatu takdir yang harus ia raih.
Sudah lama rumah tua itu berdiri. Tetapi sudah lama pula rumah tua itu terabaikan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tetapi di rumah tuak itu, ada kenangan lama yang sangat indah. Dan kenangan itu tak dapat dia lupakan dan selalu terkenang dalam hatinya

2. Menerjemahkan Kata-Kata Sulit
· Kejemuan : Bosan
· Menikam : Menangkap kita dari belakang, dsb
· Syahdu : Sangat indah dan mengharukan
3. Amanat Pengarang
Kita jangan melupakan suatu kenangan yang indah. Karena kenangan yang sudah terjadi tidak dapat terulang lagi. Dan kita harus menerima dan berusaha sebaik-baiknya tentang takdir kita.



Nadia Khairunnisa
7E

Pengumuman

Pengumuman

Jakarta, 24 Agustus 2008


Di tujukan kepada seluruh warga kelurahan Ciputat Timur khususnya daerah Cirendeu, bahwasanya pada :


Hari : Kamis
Tanggal : 28 Agustus 2008
Jam : 07.30 – 13.45


Akan di lakukan pemadaman listrik bergilir. Oleh karena itu kami harap untuk melakukan persiapan sebelumnya.

Demikianlah pengumuman ini kami sampaikan. Kurang lebihnya kami mohon maaf. Sekian dan terimakasih.



Hormat Kami,
PLN Kab. Tanggerang





( Suryo Sudibyo )

Pengalaman Mengesankan 1

Liburan Umrah

Waktu itu sekitar tahun 2005, ketika saya masih duduk di kelas 3 SD, saya, kedua orang tua saya, dan nenek saya Alhamdulillah melaksanan ibadah umrah di Makkah dan Madinah. Saat itu tepatnya bulan Juli dan Saya sedang liburan sekolah, jadi tidak perlu izin untuk tidak masuk sekolah.
Pagi hari, kami sudah pergi menuju Bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Pada saat itu kami membawa koper yang berisikan baju-baju untuk 10 hari di sana. Setelah sampai d bandara, kami langsung boarding pass. Kami pun menunggu pesawat di tempat yang telah disediakan.
Akhirnya pesawat yang kami tunggu itu datang juga. Kami pun masuk ke dalam pesawat tersebut. Ketika pesawat mulai berangkat, kami merasa sedih karena meninggalkan tanah air serta keluarga tersayang untuk beberapa hari.
Prjalanan yang menempuh waktu kurang lebih 12 jam itu pun kini telah usai. Kami sampai di tanah arab tepatnya di Madinah pada malam hari. Tapi pada saat itu musim panas, jadi biarpun malam hari udara di sana terasa kering. Kini suasana disana terlihat sepi karena hari sudah larut malam. Dari bandara, kami naik bus menuju hotel yang akan kami inapi. Kamipun istirahat malam itu.
Keesokan harinya kami berjalan menuju ke Masjid Nabawi. Masjid itu sungguh mengagumkan. Bangunan itu begitu mewah. Pilar-pilarnya saja terbuat dari emas. Dna begitu kita masuk ke dalamnya, terasa hawa sejuk yang langsung menghilangkan rasa letih dan panas kita. Apalagi ketika siang disaat musim panas, udara diluar seperti oven! Betul-betul hebat!






Setelah beberapa hari di Madinah, kami melanjutkan perjalanan ke Makkah. Disanalah tujuan utama kita, yaitu rumah Allah berdiri kokoh di dalam Masjidilharam. Ketika saya melangkahkan kaki memasuki
Rumah Allah yang amat sempurna itu, tak mampu saya menahan segala perasaan ketika itu. Benar-benar mengagumkan! Suabhanallah. Dan ketika itu kami melaksanakan tawaf bersama rombongan kami.
Setelah 10 hari kami meninggalkan tanah air, kami bersama rombongan kami menuju ke Jeddah. Di kota itulah terdapat suatu bandara internasional tempat kami menunggu pesawat untuk kembali pulang ke tanah air tercinta.
Itulah pengalaman paling mengesankan yang pernah saya alami.





Nadia KhairunnisaKelas 7E

Pengalaman Mengesankan

Sewaktu saya masih TK, kurang lebih beumur empat (4) tahun, saya sedang ikut memasak bersama mba’ dan ibu saya. Kebetulan saya suka memasak dari kecil dan ketika itu saya diperbolehkan ikut memasak oleh ibu saya. Ketika itu mba’ saya sedang memotong-motong sayuran, kemudian saya menghampirinya. Karena saya pikir itu sangat menarik dan asyik untuk dicoba, maka tanpa sepengetahuan mereka saya mengambil pisau dapur yang lumayan tajam.
Karena saat itu saya tidak tahu apa yang harus dipotong, maka saya asyik memainkan pisau itu. Saya menghujam-hujamkan pisau itu ke lantai lalu ketika pisau itu terantuk ke lantai, saya menariknya kembali keatas, dan saya melakukan itu secara berulang-ulang. Sudah beberapa kali saya melakukan hal itu tapi tak terjadi apa-apa. Namun, ketika saya melakukan hal itu untuk kesekian kalinya, saya tak sengaja menusukkan pisau itu bukan kelantai, melainkan ke kaki saya sendiri! Saat itu, saya sama sekali tak terpikirkan kejadian yang amat mengerikan itu akan terjadi.
Seketika itu juga, darah-darah itu mengalir dari sobelan dikaki saya. Tetapi anehnya ketika itu saya tidak merasa sakit sedikitpun. Ketika itu yang terpikirkan oleh saya hanya mengapa hal itu bisa terjadi..? Seketika itu juga mba’ dan ibu saya panik . ibu saya langsung mengambil lap dan peralatan dokternya. Kebetulan ibu saya adalah dokter, jadi saya tak usah repot dibawa kemana-mana.
Akhirnya kaki saya di perban. Ketika itu barulah terasa rasa sakitnya. Sayapun selama seminggu tidak masuk sekolah. Untungnya saya masih TK ketika itu. Sayapun menyesal karena kelakuan saya itu. Kalau saya tidak melakukan hal itu, saya pasti ketika itu bisa bersekolah, berjalan, dan berlari-larian dengan senang. Sayapun akhirnya menyadari bahwa kita tidak boleh sembarangan dengan pisau, karena benda itu tajam dan berbahaya.
Sinopsis Cerita
Moga Bunda Disayang Allah
Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang bernama Melati. Ia sekarang sudah berumur 6 tahun. Tapi sayang, ia sampai sekarang belum bisa berbicara. Membedakan ayah dan bundanya ia tak bisa, bahkan membedakan mana sendok dan garpu pun ia tak tahu. Ia juga suka melempari barang-barang yang dapat dijangkaunya.
Ya, Melati mengalami suatu kelainan. Kemampuannya yang terbatas itu disebabkan oleh suatu kecelakaan yang tak terduga. Kecelakaan itu terjadi saat melati berumur 3 tahun. Ketika Melati, Ayah, Bunda, dan seluruh pembatunya berlibur disebuah pantai, Melati bersama Ayah dan Bundanya sedang bermain lempar piring-piringan, meta melati terkena benda itu. Melati pun jatuh terduduk. Tapi setelah ia Jatuh, Melati jadi sering terjatuh saat ia berjalan. Setelah diperiksakan ke Dokter Ryan, Melati ternyata buta. Tidak lama kemudian, setelah Melati mengalami kebutaan, ia ternyata juga tuli, dan kemudian ia mengalami gangguan ingatan. Jadi Melati sekarang sudah tidak ingat lagi apa yang sudah dipelajarinya selama 3 tahun.
Berbagai cara sudah di coba oleh Ayah dan Bundanya. Dari mulai memanggil peskiater biasa hingga memanggil tim dokter dari luar negeri sudah di lakukannya. Tetapi sayang, semuanya gagal. Tak ada kemajuan dari Melati. Tetapi Ayah dan Bundanya tak berputus asa, mereka mencoba memanggil seeorang pemuda yang bernama Karang. Pemuda itu dikenalnya dari Kinarsih, putri Dokter Ryan. Karang dan Kinarsih memang teman baik. Mereka sama-sama mendirikan sebuah taman bacaan untuk anak-anak kurang mampu di jalanan.
Karang adalah seeorang pemuda yang dulunya hanyalah anak jalanan. Kemudian ia di asuh oleh sebuah keluarga. Mulai dari saat itu, Karang meraih prestasi setinggi-tingginya. Ia pun sukses dalam membuka taman bacaan yang dikelola olehnya. Sekarang taman bacaan itu sudah mempunyai banyak cabang. Dan satu hal yang sangat dalam dirinya, ia sangat menyayangi anak-anak.
Namun suatu hal buruk terjadi pada Karang. Saat ia melakukan study tour di sebuah kapal di atas laut, terjadilah sebuah badai yang sangat besar sehingga kapal yang mereka naiki itu terbalik. Seorang anak kecil perempuan yang bernama Qintan itu akhirnya tak bisa terselamatkan. Anak itu pergi bersama 18 anak lainya yang bernasib sama seperti Qintan. Jumlah anak-anak yang selamat itu hanya 12 orang. Sedangkan yang meninggal ada 18 orang. Mengetahui hal itu Karang menjadi frustasi. Semangatnya selama ini pun luluh. Hidupnya 3 tahun terakhir ini pun hancur. Ia hanya tidur dan bermabuk-mabukan saja sehari-harinya.
Namun hari-harinya yang menyedihkan itu hilang saat Bunda Melati memohon pada Karang supaya mendidik Melati supaya bisa berkenalan dengan dunia ini walaupun dengan keterbatasannya. Awalnya Karang menolak tawaran tersebut. Tetapi, akhirnya ia mau mengajarkan Melati.
Pengajaran itu pada awalnya dilakukanya dengan sangat keras dan disiplin. Dan satu minggu itu di rumah mewah Ayah dan Bunda Melati terdengar jeritan Melati dan teriakan-teriakan Karang. Karang mengajarkan Melati bagaimana cara makan dengan sendok. Melati tidak mau. Ia protes dengan cara teriak-teriak dan sselelu menghindar dari Karang.
Satu minggu pun berlalu. Tapi tak ada perubahan. Ayah Melati kini mau berangkat ke Jerman karena ada tugas selama 3 minggu. Dan ketika Ayah Melati usdah pergi dan Bundanya menemaninya makan, ternyata Melati sudah bisa makan menggunakan sendok. Alangkah bahagianya hati Bunda. Bunda lalu mengizinkan Karang untuk tinggal 3 minggu lagi untuk mengajarkan Melati hal-hal lainnya.
Hari demi hari pun berjalan cepat. Dan akhirnya satu minggu pun berlalu. Kini Melati sudah bisa makan menggunakan sendik dan duduk di atas kursi ssendiri. Di akhir minggu kedua, Melati sudah mulai mengerti kalau semua benda itu tidak untuk si lempar. Dan ketika ayahnya pulang, Malati sudah bisa membedakan mana Ayah dan mana Bunda. Akhirnya Melati pun bisa mengerti ini itu dengan telapak tanganya karena buta dan tuli. Akhirnya Melati bisa berkomunikasi dengan lawan bicaranya dengan metode Tadoma yang mengetahui ucapan dengan memegang lehernya atau bibirnya.



Lain-Lain
Penerbit : Republika - Jakarta
Penulis : Tere-Liye
Percetakan : Tema Printing
Cetakan ke- : IV
Tahun Dicetak : 2008
Jumlah Halaman : 252 Halaman






Nama Tokoh dan Wataknya

No
Nama Tokoh
Watak/Sifatnya
1.
Melati
Tidak mudah menyerah, selalu ingin tahu, tidak mengeluh walau ia cacat.
2.
Bunda HK
Penyabar, baik hati, penyayang, pemaaf.
3.
Ayah/Tuan HK
Baik, Penyayang, Gampang marah, berbuat sesukanya sendiri.
4.
Karang
Baik, Semangatnya kuat, terlalu menyalahkan diri sendiri.
5.
Kinarsih
Baik hati, Pemalu, Pintar.
6.
Dr.Ryan
Baik hati, penyayang, sabar.
7.
Salmah
Panikan, suka iri, tidak tegaan, baik, pelupa.
8.
Qintan
Mempunyai semangat yang kuat, baik, selelu ingin tahu.
9.
Mang Jeje
Lugu, baik, sabar.
10.
Ibu-ibu gendut
Baik hati, penyabar, Memotivasi.
11.
Tya
Tidak sabar & Pembohong

Alasan Memilih Cerita “Moga Bunda Disayang Allah”
Alasan saya memilih cerita “Moga Bunda Disayang Allah” karena cerita ini begitu bermakna dan memberi pesan moral yang amat banyak. Buku ini juga dapat memberikan kita ilmu yang berguna untuk kehidupan kita di masa yang akan darang. Novel ini mengajarkan kita supaya jangan berputus asa, harus yakin dengan kemampuan diri sendiri, harus penyabar, jangan suka menyalahkan diri sendiri, jangan mudah menyerah, kita pasti bisa kalau kita mau mencoba, dan lain sebagainya. Begitu banyak moral yang terkandung dalam Novel ini, jadi saya memilihnya.







Tentang Tokoh-Tokoh

- Tokoh Favorit : Bunda HK
- Alasan : Karena Bunda HK sangat sabar menghadapi dan menerima takdirnya sebagai ibu dari seeorang anak yang buta serta tuli. Bunda HK juga dengan sangat sabar mengurus dan menjaga Melati dengan kasih sayang.


Kelanjutan Kisah

- Tokoh yang saya pilih untuk diteruskan jalan ceritanya adalah Karang. Alasanya adalah karena Karang sebenarnya mempunyai jalan kehidupan yang baik. Tetapi karena ia terlalu menyalahkan dirinya sendiri, ia jadi frustasi.


Jika saya menjadi Karang saya tidak akan putus asa hanya karena kejadian kapal tenggelam itu. Justru dengan adanya kejadian itu saya akan belajar tentang suatu pelajaran berharga, yaitu jika kita sedang melakukan sesuatu harus di cek baik-baik. Haruss di cek juga tentang keamananya. Dan saya juga akan mematuhi orang tua kita, tidak hanya ibu atau ayah kita, tetapi semua orang yang berkata benar. Saya usahakan saya tidak akan meremehkan orang lain. Dan saya akan mengajarkan Melati dengan cara belajar yang lembut, tidak denggan kekerasan.
Percayai Aku, Bunda…
Oleh: Aat Danamihardja (Bobo No. 52/XXIX)
“Hampir sampai, nih!” Jingga menepuk bahu Galih yang dari tadi bengong. Galih menoleh sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan kekagetannya. Tapi… ” Astaga!” Galih menepuk dahinya. “Kenapa, Lih?” Jingga heran. “Aku lupa minta ongkos pada Bunda, “Galih kebingungan. “Ya sudah, pakai uangku saja,” Jingga memutuskan. Begini jadinya kalau terlambat bangun, batin Galih. Pergi terburu-buru, tanpa sarapan, dan yang paling parah, ya itu, lupa minta uang pada Bunda. Bunda juga lupa sepertinya. Padahal pergi dan pulang sekolah Galih harus naik bis kota. Belum lagi kalau lapar, harus jajan. Tadi malam Galih memang susah tidur. Dia terus memikirkan sikap bundanya yang tidak percaya padanya. Bunda menganggap Galih pemboros, tak pandai mengatur uang, suka belanja, dan banyak lagi julukan lain yang Bunda berikan pada Galih. Yang membuat Galih paling kesal, Bunda memperlakukannya seperti anak kelas tiga SD. Uang saku diberikan setiap mau berangkat sekolah. Sebel banget! Batin Galih. “Bunda payah, Ga! Tidak mau memberiku uang saku bulanan. Padahal kan, repot, kalau kejadian seperti ini terjadi. Untung ada kamu. Kalau tidak, aku tidak tahu harus berbuat apa, “Galih melontarkan kekesalannya saat mereka turun dari bis kota. Jingga tersenyum. “Masih untung kamu dapat uang saku harian. Coba kalau tidak dapat samasekali, kan lebih parah,” goda Jingga. “Eh, Lih! Mungkin bundamu punya pertimbangan lain,” sambung Jingga. “Pertimbangan apa? Pertimbangan pelit?” “Ya… siapa tahu kamu pernah melakukan kesalahan. Sehingga bundamu menganggap kamu pemboros. Coba ingat-ingat.” “Mmm, aku memang dulu pernah melakukan kesalahan. Dulu Bunda selalu memberiku uang saku untuk seminggu. Tapi baru hari keempat uang itu selalu sudah habis. Sejak itu Bunda memberiku uang saku harian.” “Nah, itu kamu tahu penyebabnya. Jadi memang ada alasannya, kan, bundamu tidak memberi uang bulanan.” “Ya… tapi itu kan dulu, Ga! Masa’ sekarang Bunda masih belum bisa mempercayai aku.” Jingga tersenyum. “Galih, kamu harus berusaha mengembalikan kepercayaan Bunda dengan melakukan sesuatu.” Galih mengernyit, “Melakukan apa?” “Coba kamu sisihkan sebagian uang sakumu setiap hari. Tunjukkan pada Bunda bahwa kamu bisa mengatur uang saku. Mudah-mudahan bundamu akan erubah pikiran tentang kamu." “Kamu yakin itu akan berhasil?” Galih ragu. “Coba dulu, baru kasih komentar!” Ya, memang tak ada salahnya mengikuti saran Jingga, pikir Galih. Lagipula saran Jingga cukup masuk akal. Mencoba mendapat kepercayaan Bunda dengan melakukan sesuatu. Bukan dengan janji-janji. Galih pun mulai menyisihkan uang sakunya. Ia juga mulai belajar mencatat pengeluaran dan pemasukan uangnya sekecil apapun.Tanpa terasa dua minggu pun berlalu. “Ah…” Galih menarik napas lega memandangi lembaran ribuan di kotak bekas coklat di atas meja belajarnya. “Coba dari dulu aku menabung,“Galih bergumam lirih. “Tak perlu menyesal. Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan, sayang…” suara merdu berbisik di telinga Galih. Galih menoleh. “Bunda…” Bunda tersenyum sambil mengusap rambut Galih. “Bunda tahu kamu sedang berusaha berubah. Diam-diam Bunda selalu mengikuti apa yang kamu lakukan.” “Terima kasih Bunda. Cuma…”Galih menggaruk-garuk kepalanya. “Cuma apa!” Bunda mengerutkan dahinya. “Bunda jangan bikin aku harus berhutang pada kondektur bis, dong! Gara-gara Bunda lupa memberiku ongkos.” “Ha ha ha, itu tak akan terjadi lagi, sayang. Mulai besok kamu akan mendapat uang bulanan. Jadi, kalau kamu lupa bawa ongkos, bukan tanggung jawab Bunda lagi!” Bunda menjentik hidung Galih. Galih memeluk bundanya erat-erat. Galih sangat bahagia. Bukan cuma karena ia mendapat uang bulanan, tapi kepercayaan Bunda pada dirinya. Galih ingin hari segera pagi. Ia sudah tak sabar ingin mengabarkan semuanya pada Jingga.







Diambil dari Majalah Teman Bermain dan Belajar
Menerjemahkan Kata-Kata Sulit

1. Ongkos : Biaya

2. Pemboros : Berlebihan memakai, tidak hemat

3. Mengernyit :

4. Menyisihkan : Menyisakan

Memahami Pesan Tersirat dan Tersurat

- Pandai-pandailah mengatur uang supaya berguna dihari nanti.

- Jika berbuat kesalahan pada orang lain, berusahalah menunjukan padanya bahwa kita sudah berubah dan tidak melakukan hal buruk yang dulu lagi.


- Tepatilah janji kita ketika berjanji.

Pesan Pengarang

a. Kita harus bisa mengelola uang dengan baik dan dengan semestinya.

b. Kita harus bisa mempertanggungjawabkan suatu keputusan yang telah kita sepakati.

c. Kita harus bisa merubah hal-hal buruk yang ada dalam diri kita menjadi suatu perbuatan baik bagi orang lain.

d. Kita harus saling tolong-menolong antar sesama.